
BEKAL KETAKWAAN
Selasa, 14 Juni 2022
Edit

Oleh: Sri Purwanti
Allah itu maha baik ya.
Bagaimana tidak, setiap manusia dicipta dengan bentuk yang sebaik-baiknya.
Diberikan pula jasmani sebagai sarana mendekatkan diri pada-Nya. Untuk melakukan amal baik yang diperintahkan. Juga untuk mencegah perbuatan buruk yang tak dibenarkan.
Selain itu, Allah pun memberikan naluri. Sebagai sarana yang melengkapi dalam memperkuat keimanan.
Namun, kecendrungan-kecendrungan yang hadir dalam kehidupan wajib dipenuhi sesuai aturan.
Bagaimana harusnya dalam beragama. Mengetahui siapa pencipta yang hendak dituruti perintahnya. Ada juga rasa sayang, sebagai naluri agar sesama manusia mampu menciptakan kedamaian dan pertahankan kehidupan. Selain itu juga ada rasa untuk mempertahankan diri. Berupa marah, senang dan sebagainya. Itu pun harus ditundukan pada peraturah dari Ilahi.
Namun tidak perlu takut. Sebab, untuk memenuhinya dengan benar. Allah tak membiarkan kita begitu saja.
Allah pun menitipkan akal. Satu-satunya pembeda antara manusia dengan makhluk yang lain. Agar kita mampu membedakan mana yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
Selain itu Allah memberikan sosok yang harusnya menjadi idola, juga sebagai suri tauladan. Ada Rasulullah yang diutus untuk sampaikan risalah. Agar arah hidup manusia tak salah.
Nah satu lagi kebaikan Allah yang lain. Dia pun berikan buku panduan. Yang di dalamnya terdapat banyak pelajaran.
Yang namanya panduan, ya memang wajib untuk kita pelajari dan amalkan. Jelas untuk mampu beramal sesuai panduan kita harus belajar dulu, ya kan?
Menanamkan ketakwaan pada sang Pencipta haruslah dilandasi dengan keyakinan dan pembuktian yang pasti bahwa itu adalah kebenaran. Sehingga kita yakin untuk menjadikannya kompas yang memandu pada keselamatan.
Allah berfirman dalam QS. Al Haqqoh ayat 48,
وَاِنَّهٗ لَتَذۡكِرَةٌ لِّلۡمُتَّقِيۡنَ
Wa innahuu latazkiratul lilmuttaqiin
Dan sungguh, (Al-Qur'an) itu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
Dalam ayat ini, Allah menyampaikan bahwa Al-Qur'an hanya menjadi pelajaran pada orang yang bertakwa. Karena mereka mau dan percaya padanya. Sehingga segala kebaikan, kemuliaan, dan bermacam nikmat Allah pasti akan didapatkan. Kenapa? Karena orang yang bertakwa akan selalu menggunakan petunjuk arahnya. Walhasil, tak akan tersesat.
Sedangkan bagi yang tak mau mengimaninya. Berlaku kebalikannya. Ya karena memang tak melewati jalan yang benar. Ada petunjuk yang baik tak digunakan. Ada larangan menuju jurang malah diteruskan. Jadi wajar, jika tak akan sampai pada tujuan. Bahkan lebih buruk, yakni mendapatkan kesengsaraan.
Maka dari itu, jangan sampai kita sia-siakan segala kebaikan yang Allah berikan. Bekal yang dititipkan seyogyanya digunakan untuk menjalani misi pendekatan. Menjadi pribadi bertakwa selalu jadi impian. Agar Allah sayang, dan berikan keridaan-Nya.
Wallahu a'lam bishshawab.