Rizki Allah Sangat Luas

Rizki Allah Sangat Luas


Oleh: Ramsa

Kehidupan makhluk hidup terutama manusia penuh ujian. Ada yang bisa melewatinya dengan kebahagiaan, ada yang menempuhnya dengan penuh tantangan. Sering kali yang menjadi ujian adalah masalah rizki. Banyak manusia masih beranggapan bahwa rizki itu sebatas harta atau materi yang tampak oleh mata.

Ketika seseorang ditimpa ujian sedikit kekurangan materi adakalanya menjadi kurang taat, adakalanya menjadi semakin rajin meminta kepada Allah sang Pemberi Rizki. Di sini lah keimanan seseorang menentukan sikap terhadap ketetapan atau qadha Allah. Seseorang yang sudah tersemat iman kepada Allah dan yakin akan luasnya rizki Allah akan lebih slow menghadapi ujian ataupun kekurangan ekonomi. Namun, bagi sebagian orang yang salah sangka akan menganggap yang bukan-bukan kepada sang Pencipta. Seolah-olah tak memudahkan rizki baginya.

Rizki Allah begitu luasnya. Salah satu rizki tak ternilai adalah karunia-Nya berupa keturunan atau anak. Sebab hadirnya seorang anak pasti akan diikuti dengan adanya rizki tertentu juga buat sang anak. Walaupun di beberapa kondisi orang tua terkadang anak juga bisa jadi ujian hidup.

Namun, setiap anak dan setiap makhluk hidup Allah sudah jamin rizkinya. Allah sudah tentukan, rizki dan ajalnya masing-masing. Bentuk rizki yang lain yaitu menjadi orang tua, dan menjadi anak bagi orang tua kita. Atau hadirnya pasangan hidup yang sudah memberi warna baru dalam kehidupan juga suatu rizki dari Sang Maha Pemberi.


Banyak Anak Banyak Rizki

Masih segar diingatan kita kasus ibu Kanti yang depresi karena himpitan ekonomi dan berujung bunuh anak sendiri. Dan ada banyak kasus serupa di negeri ini, yang sering kali tidak terberitakan atau tidak terekspose suatu media. Kasus yang terbaru terjadi lagi di kota Semrang. Ibu muda membunuh anak kandung di sebuah hotel.

Diberitakan oleh Kompas.com - Riska (34) warga Kota Semarang diduga tega membunuh anak kandungnya berinisial H (2) di sebuah hotel di Letnan Jenderal S Parman, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Sardo Lumbantoruan mengatakan, kejadian bermula saat pihak hotel mengingatkan waktu menginap kepada Riska.

"Saat itu, Riska mengatakan akan memperpanjang waktu untuk menginap," jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (11/5/2022).

Perpanjangan waktu itu berujung pembunuhan bagi sang anak yang malang. Si ibu muda pun mencoba bunuh diri dengan melilitkan handuk di lehernya.

Tampaknya berbagai kasus yang melanda ibu-ibu ini, masih menunjukan buruknya kesejahteraan masyarakat. Juga menandakan rendahnya tingkat berpikir masyarakat, yang ditunjukan dengan mudahnya mengambil pilihan bunuh diri yang dianggap sebagai jalan mencari solusi. Nauzubillah min dzalik.

Padahal jika dikembalikan pada konsep rizki dalam Islam, setiap makhluk pasti sudah memiliki rizkinya masing-masing. Keimanan seorang ibu sangat diperlukan dalam mengatasi masalah ekonomi. Berpikir cerdas dan produktif jadi salah satu solusi. Menjaga kewarasan dan banyak berdoa agar Allah beri kemudahan dalam menyikapi suatu masalah harusnya lebih dikedepankan. Senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat udara, tubuh sehat dan keluarga yang lengkap, layaknya jadi sarana muhasabah setiap keluarga.

Jangan berpikir sempit dan selalu merasa diri paling menderita. Karena karunia Allah sangat luas buat semua hamba-Nya. Sungguh benar pepatah yang mengatakan banyak anak banyak rezki, karena setiap diri sudah dengan rizkinya masing-masing. Jika mau berpikir luas, di luar kehidupan kita masih banyak orang yang mungkin kurang beruntung, namun dengan berpikir positif hidup dijalani dengan bahagia. Senantiasa merasa berayukur dan terus berusaha dengan doa-doa yang tak putus. Dan hatinya dimudahkan memahami bahwa hidup ini hanya lahan ujian, siapa yang taat dan sabar akan bahagia kelak di hari perjumpaan dengan Allah Ta'alaa. InsyaAllah.

Dibutuhkan solusi ekonomi yang mensejahterkan dan pemikiran yang mempncerdaskn agar masyarakat hidup nyaman. Dalam sistem Islam niscaya semuanya bisa diwujudkan.

قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Artinya :
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (QS. Al-An'am ayat 151)

Semoga kita jadi orang yang pandai bersyukur dan senntiasa berpikir postif dalam melewati episode kehidupan yang singkat. Berusaha bawa bekal yang terbaik. Aamiin

Wallahu A'lam

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel