
TANGAN DAN KAKI JADI SAKSI
Sabtu, 26 Maret 2022
Edit

Oleh: Lilik Yani
Andini banyak agenda hari ini. Ada kajian di kampungnya, ada rapat di TPA tempat Hanif dan Hariz mengaji membahas agenda Ramadan yang sebentar lagi akan datang. Belum lagi ada tamu, Bu RT mengantar undangan ada resepsi puteranya. Beliau tak langsung pulang, justru banyak tanya segala hal tentang resepsi dalam Islam.
Maka dari itu agenda Odoj hari ini belum selesai. Usai salat Magrib Andini bergegas melanjutkan membaca terjemahnya. Kemudian memilih ayat berkesan untuk dijadikan tulisan sebagai laporan kehadiran.
Meski tertatih-tatih, Alhamdulillah done. Di hari ke 23 ini ia sangat berkesan dengan surat yasiin ayat 65. Ketika mulut dikunci kemudian tangan dan kaki menjadi saksi. Membayangkan saja rasanya tak sanggup.
Menghadap Allah dalam kondisi banyak kesalahan. Tak bisa menutupi kesalahan itu, dengan apapun. Allah menyaksikan sekecil apapun perbuatan kita, juga ucapan, tindakan, bahkan sekalipun masih dalam hati. Allah maha mengetahui segala sesuatu.
QS. Yasin Ayat 65:
اَلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلٰٓى اَفۡوَاهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَاۤ اَيۡدِيۡهِمۡ وَتَشۡهَدُ اَرۡجُلُهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ
Al-Yawma nakhtimu 'alaaa afwaahihim wa tukallimunaaa aidiihim wa tashhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
Maksud ayat tersebut, pada hari ini Kami tutup mulut mereka sehingga tidak dapat berkata bohong atau berdalih sedikit pun.
Tangan mereka akan berkata kepada Kami perihal perbuatan yang mereka lakukan di dunia, dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Dengan demikian, mereka tidak mungkin mengelak atas dosa yang telah mereka lakukan. Lihat pula Surah Fussilat : 19–20.
Ketika menerima azab di neraka, ada sebagian dari orang-orang kafir yang mengingkari perbuatan-perbuatan jahat mereka di dunia sebagaimana diterangkan dalam firman Allah:
Kemudian tidaklah ada jawaban bohong mereka, kecuali mengatakan, "Demi Allah, ya Tuhan kami, tidaklah kami mempersekutukan Allah." (al-An'am/6: 23)
Maka pada ayat 65 ini, Allah mengunci mati mulut-mulut mereka sehingga mereka tidak dapat berbohong maupun mendebat adanya perbuatan mereka.
Apalagi tangan-tangan mereka kemudian berbicara dan kaki-kaki mereka menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan, sehingga mereka tidak mungkin lagi mengelak atas adanya perbuatan-perbuatan mereka yang melawan agama.
Pada hari akhirat ini, hukum berlaku dengan seadil-adilnya sesuai dengan segala perbuatan mereka di dunia.
Menurut riwayat Anas bin Malik dikatakan: Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Kami sedang berada di sisi Nabi saw, tiba-tiba beliau tertawa. Beliau berkata, 'Tahukah kamu mengapa saya tertawa?' Kami menjawab, 'Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu'. Beliau berkata, '(Saya tertawa) karena adanya pembicaraan antara seorang hamba dengan Tuhannya'. Hamba berkata, 'Wahai Tuhanku, bukankah Engkau telah menyelamatkan aku dari kezaliman?' 'Ya benar, kamu telah Aku selamatkan', jawab Tuhannya. Hamba berkata, 'Sesungguhnya aku tidak akan mengizinkan atas diriku kecuali seorang saksi dari padaku'. Tuhannya menjawab, 'Cukup, kamu menjadi saksi atas dirimu dan para malaikat pencatat amal juga menjadi saksi'. Nabi saw lalu berkata, 'Kemudian mulut hamba tadi ditutup, lalu anggota-anggota badan diperintahkan untuk berbicara', 'Bicaralah!'. Kata Nabi saw lagi, 'Maka anggota-anggota badan itu berbicara' (sesuai perbuatannya)." (Riwayat Imam Abu Ya'la al-Maushuli)
Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang persaksian anggota tubuh manusia terhadap perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia ini, di antaranya ialah firman Allah:
Pada hari, (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (an-Nur/24: 24)
Allah menjadikan tangan dan kaki berbicara sebagai saksi karena tanganlah yang mengerjakan perbuatan itu, sedang kaki ikut menyaksikan apa yang dikerjakan oleh tangan itu.
Jadi perbuatan tangan merupakan suatu ikrar atau pengakuan, sedangkan perkataan kaki merupakan persaksian.
Jika semua perbuatan buruk seorang manusia dibukakan dan diungkapkan selama hidup di dunia dan diketahui oleh orang banyak maka ia merasa malu dan merasa sukar menyembunyikan muka mereka.
Bahkan banyak pula di antara manusia yang membunuh dirinya karena tidak sanggup menahan rasa malu itu. Di akhirat, mereka akan mengalami apa yang mereka tidak sanggup mengalami dan menanggungnya semasa hidup di dunia.
Sungguh ayat tersebut meski sudah sering dibaca Andini, namun tetap membuatnya gerimis. Ia merasa takut akan bersembunyi di mana ketika pengadilan Allah ditegakkan. Jadilah yang bisa dilakukan, ia akan segera taubat dan terus memperbaiki diri mumpung masih ada kesempatan.
Kesempatan ikut odoj plus plus di SSCQ jadi wasilah untuk terus memperbaiki diri dan menambah amal kebaikan. InsyaAllah~
Wallahu a'lam bish shawwab