
MANUSIA PALING TAMAK
Sabtu, 05 Maret 2022
Edit

Penulis: Umi Rizkyi
Manusia diciptakan Allah SWT dan manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Di mana pada diri manusia telah diberikan akal untuk berpikir. Setiap segala sesuatu yang dilakukan haruslah melalui proses berpikir terlebih dahulu.
Namun demikian, tak semua manusia memanfaatkan nikmat dari Allah SWT sesuai aturan Allah SWT. Justru banyak dari berbagai macam karakter manusia, malah melakukan segala sesuatu sesuai hawa nafsunya semata. Tanpa menggunakan akalnya untuk berpikir terlebih dahulu.
Apalagi saat ini didukung oleh sistem yang diemban oleh negeri ini yaitu kapitalisme. Di mana yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Telah tercipta jurang pemisah antara orang kaya dengan orang miskin Pejabat dengan rakyat, pengusaha dengan pelanggan, penguasa dengan pemberi kuasa (warga biasa) dan seterusnya.
Di negeri ini segala sesuatu mayoritas dikuasai oleh asing yang notabene non muslim/Yahudi, Nasrani dan lain sebagainya. Misalnya kekayaan alam berupa minyak bumi dan gas. Mayoritas di Indonesia dimiliki oleh asing. Penduduk asli Indonesia hanya menjadi buruh, itupun hanya sebagian kecil saja.
Perkebunan karet, mayoritas pemilik asing. Begitu luas dan penghasil karet yang banyak. Hingga penjualan sampai ekspor ke mancanegara. Seperti Malaysia, Singapura, Cina dan lain-lain.
Perkebunan kelapa sawit yang luas. Sehingga menjadi salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Namun demikian, rakyat lagi-lagi menangis pilu. Dengan adanya harga minyak goreng yang selalu merangkak naik. Sempat standard, namun itu tak berlangsung lama. Dan masih banyak lagi sumber daya alam negeri ini yang dengan leluasa akan dijadikan milik asing. Yang tak lain dan tak bukan adalah kaum non-muslim.
Meskipun demikian, telah banyak aset negeri ini yang dikuasai oleh asing namun tak cukup sampai di situ. Rakyat Indonesia selalu dirasuki pemikiran yang berasal dari mereka. Baik dalam kehidupan individu, masyarakat bahkan negara sekalipun.
Di mana kapitalisme-sekulerisme melahirkan aturan sesuai hawa nafsunya. Jika ada untung dan manfaatnya akan diambil dan diterapkan. Sebaliknya, jika tak membuatnya untung dan mendapatkan manfaatnya, maka akan mereka tinggalkan.
Hal ini juga didukung adanya sekulerisme, di mana urusan agama tidak boleh dipakai untuk menghadapi seluruh aspek kehidupan. Sehingga aturan yang berasal darinya adalah aturan yang batil. Di mana hawa nafsu sebagai standard aturannya.
Tidak cukup sampai di situ, sebenarnya rakyat Indonesia saat ini bukan dalam kondisi baik-baik saja. Pandemi belum lagi teratasi. Biaya listrik terus merangkak naik. BPJS akan akan dijadikan syarat pembuatan surat-surat penting seperti SIM, KTP, BPKB dan lain-lain. Kebutuhan pokok harganya yang tak bersahabat.
Hal ini dikarenakan adanya sifat tamak dan rakus pada diri seorang manusia. Tak pernah merasa puas atas apa yang didapatkannya. Termasuk apa yang telah para kapitalisme-sekuleriame ini dapatkan dari negeri kita tercinta ini. Sudah mendapatkan sumber daya alam yang selalu dikeruk, rakyat pribumi yang dieksploitasi tenaganya untuk menjalankan usahanya, menjual barang dengan bahan baku dari dalam negeri dengan harga internal dan lain sebagainya.
Nah inilah keserakahan dan ketamakan manusia. Telah jelas dalam Al-Qur'an, dikabarkan manusia yang paling tamak adalah orang-orang Yahudi. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَتَجِدَنَّهُمْ اَحْرَصَ النَّاسِ عَلٰى حَيٰوةٍ ۛوَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا ۛيَوَدُّ اَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ اَلْفَ سَنَةٍۚ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهٖ مِنَ الْعَذَابِ اَنْ يُّعَمَّرَۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا يَعْمَلُوْنَ ࣖ
"Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka, ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah[2]:96).