TENTANG NIKMAT

TENTANG NIKMAT


Penulis: Tini Ummu Faris

Sahabat, kita sebagai muslim memahami bahwa tujuan hidup kita hanya sebagai hamba, yaitu untuk beribadah kepada Sang Pencipta. Hanya kepada Allah kita beribadah.

Kita sebagai muslim, memiliki batasan dalam hidup. Ada rambu-rambu yang harus kita pakai saat menjalani kehidupan ini. Hukum syarak acuan kita. Perbuatan apapun ada hukumnya.

Pada saat zaman putih abu, pernah belajar kitab gundul Safinah, Jurumiyyah, Tijan dan lainnya. Dulu, belum diseriusin. Kami belajar di pondok pesantren tanpa mondok. Santri kalong biasanya masyarakat menyebutnya. Maksudnya, bukan santri mukim atau yang menetap di pondok tetapi bolak balik setiap jadwal mengaji saja. Biasanya jadwal mengaji kitab kuning sehabis Subuh dan sehabis Asar. Senang sekali bisa belajar, walaupun awalnya hanya ikut-ikutan saja. Sehabis Magrib, biasanya kami mengaji Al-Qur'an.
Masih ingat materi awal di beberapa kitab tersebut. Membahas bacaan بسم الله الرحمن الرحيم

Kalimat ini merupakan ayat pertama Surah Al-Fatihah. Makna Ar-Rahman Yang Maha Pemurah. Namun kala itu diberikan pemahaman kepada kami bahwa makna Ar-Rahman yaitu yang telah memberikan nikmat besar di dunia. Mengapa demikian?

Sahabat, tentu sering mendengar bahwa saat di dunia Allah memberikan nikmat kepada semua orang, baik muslim maupun kafir. Pernah ya mungkin kita mendengar, dia kan gak pernah salat, kok kaya? Mereka bukan muslim tetapi hartanya berlimpah. Atau ada juga yang mengatakan, jabatannya tinggi padahal mereka jauh dari Allah. Saya sering meminta kepada Allah tetapi biasa-biasa saja. Malah ada yang diuji dengan kemiskinan padahal mereka sering salat, berdoa dan lain-lain.

Sahabat, kala belajar masih putih biru tersebut, jarang menanyakan lebih detil. Setelah saat ini mendalami, barulah saya pun sedikit memahami. Bahwa makna Allah memberikan nikmat besar di dunia adalah Allah memberikan nikmat kepada semua orang baik muslim maupun kafir. Kaya dan miskin, senang atau susah, jabatan tinggi atau biasa saja adalah qada yang Allah berikan yang bukan hanya kepada muslim saja. Jangan iri kepada orang kafir hingga mengatakan tuh orang kafir saja kaya, padahal mereka gak pernah salat. Astaghfirullah... Ya iya lah mereka gak pernah salat, karena mereka tidak beriman kepada Allah. Kita sebagai muslim jangan jadi dibalik, gak usah salat saja kan orang kafir juga gak salat tetap Allah beri kenikmatan. Astaghfirullah...

Maha Pemurahnya Allah, Dia memberikan nikmat di dunia kepada siapapun. Bagi muslim, kala bersyukur atas nikmat yang Allah beri, niscaya Allah akan menambah nikmat kembali.

Sementara makna Ar-Rahim, saat kami belajar dulu diberikan pemahaman bahwa Allah Maha Pengasih, telah memberikan nikmat yang kecil di akhirat saja. Kenapa demikian? Ternyata ini maknanya bahwa Allah memberikan nikmat kepada mukmin saja kelak di akhirat. Karena surga sebagai balasan atas segala kebaikan yang dilakukan saat di dunia kelak hanya dinikmati oleh kaum mukmin saja, sementara orang kafir tak akan pernah menikmatinya.

Nikmat di dunia berupa kesenangan, tingginya jabatan, melimpahnya kekayaan, bisa dinikmati semua orang. Benar, banyak orang muslim yang kaya tapi tak salat, banyak yang miskin juga tak salat. Salat ataupun tak salat adalah pilihan. Sejatinya seorang mukmin terikat dengan hukum syarak. Dia akan memilih yang terbaik untuknya. Adapun yang melanggar kelak akan diberi balasan oleh Allah.

Nikmat, banyak sekali yang Allah berikan. Tak akan pernah bisa kita menghitungnya. Kita hanya diharuskan bersyukur atas segala nikmat yang Allah beri.

Wallahu a'lam bi ash shawab

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel