ISTIQAMAH DALAM AGAMA ALLAH

ISTIQAMAH DALAM AGAMA ALLAH


Penulis: Yati Azim

Allah SWT yang meminta. Allah SWT yang memerintahkan. Letak manusia apakah ingin dalam takwa atau justru berpaling? Jika berpaling, Allah SWT pun tak memaksa sebab ini pilihan. Hanya saja, aturan Allah SWT yang turun wajib untuk di jalankan, jika tidak maka berdosa. Dosa ini yang akan manusia bawa hingga hari penghitungan kelak di Yaumil hisab. Inilah konsekuensi syahadat.

Jadi, setiap perbuatan manusia itu ada pertanggungjawaban. Ia yang melakukan ia pula yang kelak diminta untuk bersaksi atas perbuatannya. Lalu, apakah kita mampu? Sedangkan pengadilan Allah SWT itu sangat berat. Mari kita pikirkan dari sekarang, selagi kita di dunia.

Kemaren tak sengaja nonton vlog seorang selebriti yang suka bikin sensasi, mendatangkan tamu yang juga sensasional. Mereka ngobrol bahwa perbuatan mereka yang sangat bebas dan buka-bukaan itu tak pernah merugikan orang lain. Yang penting kita bahagia dan kalau kita berdosa itu dosa kita juga, begitu cerocos mereka dengan santuy. Saya, tak henti-hentinya beristighfar. Sebab, dengan klik vlog mereka saja sudah sangat merugikan saya yang menjadi penonton. Mereka tidak sadar, cara berpikir dan bersikap mereka itulah yang jelas merugikan orang lain.

Itu sekelumit ego manusia yang menyelisihi peringatan Allah SWT. Allah SWT pinta untuk taqwa eh justru maksiat diumbar. Betapa pilu melihat kehidupan liberal hari ini. Tidakkah mereka berpikir sedikit saja untuk keselamatan negeri ini? Atau paling tidak keluarga mereka? Betapa memalukan. Ini akan menjadi dosa Jariyyah yang menarik manusia kepada azab.

Mereka juga cuek dengan komentar netizen, "ngapain didengar kenal aja nggak" lanjut tertawa ngakak. Seakan apa yang mereka lakukan sudah final. Kebahagiaan yang sangat fantastis, itulah jika tak punya standar dalam meletakkan bahagia.

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (TQS. Hud: 112)

Inilah nasehat untuk kita. Tetaplah berpegang teguh dengan tali agama Allah SWT. Sebab jika kita terikat kokoh dengan aqidah maka segala yang muncul di dalam kehidupan ini tak mengurangi kadar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Kita akan berada pada jalur yang jelas dan teratur.

Jika menyelisihi atau berbelok sedikit saja, ini akan menimbulkan kerugian besar. Maka, pinta Allah SWT janganlah melampau batas. Jika Allah SWT sudah membatasi segala perbuatan kita dengan syariat lalu buat apa mencari yang selain dari itu?! Sebab kita tak bisa memastikan apakah ini benar atau salah jika menyelisihi syariat.

Mari kita menjaga diri dengan sepenuh ketakwaan. Jagalah istiqamah agar kita tak menyesal. Bergabunglah dengan manusia yang telah bertaubat sehingga hangatnya takwa akan semakin terjaga. Percayalah sekecil apapun kiprah kita untuk menjadi lebih baik akan bernilai besar sebagai pahala Jariyyah. Allah SWT tau dan melihat apa yang hamba-Nya kerjakan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel