
GANGGUAN DALAM DAKWAH
Senin, 21 Maret 2022
Edit

Oleh : Titin
Owner Angkringan Jahe Merah
Siapa yang menjadi pengganggu? Pasti konotasi pertama yang terlintas adalah setan. Padahal selainnya dapat dikategorikan pengganggu. Mari simak berikut ini.
Apa bentuk daripada gangguan itu?
“jangan sekali-kali kamu mendengar ayat-ayat yang dibacakan oleh Muhammad, janganlah kamu memperhatikan dan merenungkan isinya. Hendaklah kamu mengganggu orang orang yang mendengarnya. Misalnya dengan bernyanyi atau bersorak-sorai. Sehingga dengan sikapmu itu orang tidak mendengar, tidak mengetahui dengan jelas apa bacaan Al-Qur'an yang didengarnya." Apakah bisikan nyata ini dari setan?
Bagaimana bila godaan dan kegaduhan itu datangnya dari manusia? Bukan setan? Ternyata tiada beda antara zaman kenabian maupun zaman digital milenial, setan yang berwujud manusia itu selalu ada.
Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
Dan orang-orang yang kafir berkata, "Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya agar kamu dapat mengalahkan (mereka)." (Q.S. fusilat: 26)
Pada ayat ini dijelaskan Abu Jahal berkata kepada kaumnya, "jika Muhammad sedang membaca ayat-ayat Al-Qur’an maka berteriaklah dengan keras di mukanya, sehingga tidak terdengar apa yang dibacakannya." Serempak juga ternyata dengan hentakan pemuda-pemuda musyrik Mekah, mereka mengusir orang-orang mendengarkan beliau membaca Al-Qur’an. "Ganggulah suara Muhammad itu dengan menangis, bersiul, menyanyi, atau bertepuk tangan".
Nah, dalil inilah yang dipakai oleh penguasa zaman sekarang. Menciptakan kebohongan (seperti pemilu janji-janji dan data-datanya), penghadangan, provokator/makar, membungkam azan dan ulama, menolak kritik dan mendendangkan makna radikal, mengembalikan kesirikan, dengan segala ritual mahal menjumput sebagian tanah pada tiap provinsi, padahal bumi hanya satu yang Allah ciptakan. Seberapa sadarkah tentang hal ini? Ujungnya hanya sebuah ritual agar kekuasaan dapat bertahan. Dapatkah membawa manfaat ritual tersebut?
Kembali ke laptop. Tentang gangguan. Bilakah dapat membandingkan dan menarik benang merah dari uraian di atas. Pada intinya sama-sama mengganggu kaum muslim untuk merobohkan benteng kokohnya keimanan. Karena semakin besar keimanan umat, terutama tentang tegak dan kembalinya Islam memimpin dunia, yang menurutnya diprediksi mengganggu siapa saja yang ingin menajamkan kekuasaannya.
Tetapi salah asah, kekuasaan di sana hanya seputar nafsu bukan dari ilmu dan wahyu. Sekarang malah umat bertambah yakin dengan kabar gembira dari Rasulullah SAW itu yang menambah hal pemicu semangat bagi kaum muslim untuk terus berjuang dijalan Allah. Kenapa? Karena kabar gembira itu bersumber dari wahyu ilahi bukan reka daya atau klenik. Sehingga seluruh janji Rasulullah SAW itu pasti akan terjadi.
Inilah benteng kekuatan muslim yang sejati yang nuklir mana pun tidak bisa menghancurkannya. Waspadalah wahai kaum mukmin kerangkeng erat keimanan dan persatuan kita dengan kuat di bawah panji Rasulullah dan Syari’at nya.
Janganlah terpengaruh dengan segala gangguan lolongan, kebohongan, klenik, ide kufur yang menyesatkan aqidah, dan segala suguhan yang sistemik dari sistem sekuler kapitalis ini. Inilah sesungguhnya peluru nuklir non uranium dari mereka. Kuncinya hanya membuat lena untuk menanggalkan Islam dan syariatnya supaya tidak di emban.
Mari kita pahamkan diri bahwa kita sekarang telah diserang dari sisi aqidah. Maka kokohkan kembali ketaatan kita demi tugas besar mengemban Islam secara kaffah. Kembalilah kepada Al-Qur’an dengan menaati seluruh perintah dan larangan-Nya. Hiraukan siapa saja yang mengganggunya.
Seperti pada ayat di atas, bukankah mendengarkan bacaan saja sudah mendapat rahmat? Jadi keballah jadinya dari segala gangguan.
Masihkah ada ragu? Buang segera pikiran yang mengganggu tengok kembali janji Allah pada surat Al- A’raf : 104.