
ATURAN
Rabu, 09 Maret 2022
Edit

Penulis: Yati Azim
Akhir-akhir ini kita semakin 'ngeh' jika aturan itu sangatlah penting. Bahasa kerennya aturan adalah hukum. Hukum or aturan inilah yang nantinya mengikat manusia. Dan dengan aturan ini pula manusia akan mendapatkan sanksi jika tidak mau taat.
Seperti yang lagi viral, yaitu tentang aturan adzan. Syariat sudah jelas mengatur untuk apa adzan dikumandangkan serta bagaimana teknis-teknisnya. Sedari awal adzan dikumandangkan oleh Bilal bin Rabah dan sampai detik ini eksistensinya tidak berubah.
Sayangnya, jika ada manusia yang ingin mengubah sesuatu yang sudah melekat serta sudah biasa dilakukan maka terjadilah kegaduhan yang menimbulkan banyak sekali kerugiannya, terutama bagi umat muslim yang sudah paham dengan kewajiban menegakkan hukum-hukum Allah SWT.
Kegaduhan akan muncul jika hak manusia untuk menegakkan aturan Allah SWT ini justru dimatikan karakternya. Apalagi suara adzan yang suci disandingkan dengan suara anjing yang najis. Siapapun tau, jika di sini ada upaya untuk melakukan penistaan terhadap aturan-Nya. Sayangnya, di negeri antah berantah itu hukum Tuhan tak lagi dianggap sakral.
Betapa renyuhnya hati para pecinta Kalamullah. Keadaan ini sangatlah mencabik-cabik sanubari. Ternoda akibat sistem sekulerisme yang masih bercokol. Tak ada kesempatan untuk takwa secara kaffah pada Illahi. Noda ini semakin jelas lantaran hukum manusia yang lemah telah melebihi hukum Allah SWT.
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
"Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?" (TQS. al-Maidah: 50)
Ya, keyakinan. Akan sangat berat jika memaksa keyakinan kita kepada orang lain. Tentu, indikasi "memaksa" inipun harus dihapuskan. Sebab, manusia jika sudah diserukan tetap tidak mau, artinya itulah pilihan mereka, tidak di anjurkan untuk dipaksa. Cukup, kita serahkan "paksaan" itu ranah Sang Kuasa saja. Allah SWT sajalah yang paling kuat menetapkan aturan. Kita dipaksakan untuk takwa agar kita dipaksa kelak masuk Surga-Nya.
Jadi, tentang aturan. Kita semestinya menyerahkan saja pada Sang Kuasa. Cukup hukum-Nya saja yang layak ditegakkan sebab di dalam Hukum-hukumNya ada jaminan kenikmatan yang banyak. Ada Rahmat dan barokah yang akan diturunkan, yaitu bagi orang-orang yang yakin.
Ya, hanya bagi yang yakin. Sebab, orang yang yakin dengan orang yang tidak yakin itu tidak sama. Putih dan hitam itu tidak sama, ia jelas bisa kita faktai. Benar dan salah itupun tidak sama. Kemudian tinggal kita memilih menggunakan standar syariat agar tak menyelisihi. Putih menurut syariat itu jelas ada fakta dan aturannya. Pun hitam itu demikian.