BERSABARLAH

BERSABARLAH


Oleh: Umi Rizkyi

Setiap diri manusia pasti memiliki potensi diri. Baik itu untuk beramal solih, taqarab ilallah, berfastabiqul Khoirot dan lain sebagainya. Termasuk potensi diri untuk selalu bersabar. Sabar atas segala sesuatu yang telah terjadi dan selalu berharap hanya kepada Allah SWT.

Seseorang memiliki batas kesabaran yang berbeda-beda. Ada yang sangat sabar, dalam segala hal. Misalnya bersabar menghadapi ujian dan cobaan hidup. Bersabar dalam menunggu sesuatu. Baik itu karena perbuatan amalnya atau karena doa yang telah selama ini dipanjatkan kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, kesabaran sangatlah dianjurkan bagi setiap muslim. Siapapun dan di manapun. Tidak mengenal seberapa tingkat kesabaran yang ada pada seseorang tersebut. Karena sabar adalah salah satu perintah Allah SWT, maka sudah selayaknya bagi setiap muslim untuk senantiasa berusaha menjalankannya.

Baik dalam kondisi seperti apapun. Dimanapun ia berada. Dan dalam situasi bagaimanapun. Tidak jarang dalam kehidupan sehari-hari sangatlah menguji kesabaran. Baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat bahkan bernegara.

Dalam kehidupan keluarga misalnya, diuji kesabarannya dengan anak-anaknya yang selalu bertengkar dengan saudaranya. Rebutan mainan, rebutan alat tulis dan sebagainya. Contoh lain, seorang istri diuji dengan kesabaran dalam menghadapi suaminya. Di tengah pandemi, ekonomi yang tidak lagi mudah bahkan semakin menghimpit. Mengharuskan istri ikut andil dalam hal penafkahan keluarga. Harus ikut bekerja. Namun juga tetap harus menjalankan kewajiban utamanya sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

Dalam kehidupan bermasyarakat, contohnya. Sebagai seorang muslimah harus menutup aurat adalah sebuah kewajiban. Namun pasti ada yang tidak senang, ada yang mencibir dan nyinyir terhadapnya. Di sini pula batas kesabaran seorang muslimah diuji.

Dalam kehidupan bernegara misalnya kita sebagai seorang muslim terpaksa harus menjalankan dan menerima peraturan yang berlaku saat ini. Yaitu sekulerisme-kapitalisme. Di mana urusan agama dipisahkan dari kehidupan. Dan segala sesuatu diukur semata karena materi/keuntungan/uang semata.

Dalam hal ini teringat dengan ayat cinta-Nya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَاصْبِرْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ
"Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan." (QS. Hud[11]:115).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel