MENCARI JALAN SURGA

MENCARI JALAN SURGA


Oleh: Surya Ummu Fahri
Surga di telapak kaki Ibu
Itulah hadits nabi Muhammad
Siapa yang berbakti padanya
Di akhirat mendapat surga
Begitulah lirik lagu anak anak dahulu. Saat ini mungkin tidak lagi populer. Kalah pamor dengan Upin Ipin, Boboiboy, Omar Hana, Rico atau film anak anak lainnya. Dahulu melihat tontonan seperti ini saja sudah senangnya minta ampun. Beda dengan saat ini, semua video bisa ditonton dengan mudah lewat youtube. Apa aja ada tanpa harus nunggu jam tayang lagi. Kapanpun dan dimana pun bisa menonton.

Nah bicara tentang anak, kemarin sempat geger isu childfree. Wah wah wah bagaimana kita menyikapinya? Sebagai seorang mukmin, semua ada aturannya termasuk terkait keturunan yaitu anak. Dijelaskan dalam surat Al An'am 151 yang berbunyi:

۞ قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْ ۚوَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti. (QS Al An'am 151)

Nah ini adalah sebuah petunjuk dari Allah tentang keturunan. Jauh sebelum ada permasalahan adanya paham yang membuat keluarga bebas dari anak alias Childfree, Allah sudah tahu kalau kita akan menghadapi masalah seperti ini. Sehingga sudah selayaknya kita sebagai muslim mengikuti petunjuk yang Allah dibanding dengan tren atau iming iming dunia yang bertentangan dengan aturan Allah.

Memang kita sadari bahwa kita hidup di zaman dimana Islam sudah menjadi cerita. Kita hanya mengenal sistem yang ada, yang membuat kita juga bersikap sebagaimana sistem mengasuh kita. Bahkan tak ayal diantara kita yang bersikap sekuler. Waktu ibadah, ibadah. Waktu bukan ibadah, ya suka suka gua. Sehingga kadang sebagian dari kita lebih memilih tanpa ribet dan mending fokus pada karier yang lagi menanjak.

Lansia dan anak terlantar

Seperti yang terjadi pada orang tua di daerah China dan beberapa negara Asia yang lain, dimana mereka dibuang karena dianggap merepotkan bagi anaknya. Fenomena yang tidak kalah miris adalah pembuangan bayi-bayi tidak berdosa atau bahkan penelantaran anak-anak dibawah umur. Apakah mereka tidak takut dosa karena melanggar perintah yang ada pada surat Al An'am diatas?

Tentu saja mereka tidak memahami bahwa surga yang mereka dambakan ada dibawah telapak kaki Ibu. Bagaimana mungkin mereka mendapatkan surganya jika mereka menelantarkan orang tua mereka. Atau bagaimana mungkin akan menjadikan surga dibawah telapak kakinya jika ia tidak pernah menginginkan kehadirannya dalam tubuhnya?

Harusnya kita makin menyadari bahwa setiap hari semenjak wabah menyerang ada ratusan nyawa menghilang. Ada yang pejabat, rakyat bahkan profesor dan doktor terhebat. Siapakah yang akan menjadi ganti dari mereka yang telah mendahului kita. Ahli-ahli yang meninggal adalah mereka yang bertahun tahun mencari ilmu dengan berbagai perjuangan yang luar biasa. Siapa tahu dari rahim kitalah lahir pejuang yang akan membawa kejayaan Islam.

Surga itu memang indah. Tapi mendapatkan surga itu juga bukan perkara mudah. Malaikat yang taat dan patuh pada Allah. Tidak akan bisa kompromi jika akhirnya kita yang menyerah.

Banyak diluar sana wanita yang tidak beruntung menjadi Ibu. Karena Allah yang menciptakan dengan kekurangannya. Bukan berarti mereka bahagia dengan tidak memiliki anak, tapi mereka berjuang mungkin suatu hari Allah percaya pada mereka untuk menerima titipan.

Lalu dimanakah kita yang subur jika hanya karena ketakutan akan rezeki kita yang sebenarnya ada pada genggaman Allah memutuskan chiildfree atau tidak memiliki anak. Rugi bukan bila kamu tidak mendapat hak yang sama dengan yang lainnya.

Mari menguatkan diri dan orang orang disekitar kita menjadi pribadi pribadi yang lebih baik lagi dalam menjalani hidupnya sebagai anak maupun sebagai ibu dari anak anak yang luar biasa.

Wallahu'alam bish showab

Batu, 1 September 2021

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel