
UCAPKANLAH INSYAALLAH
Jumat, 27 Agustus 2021
Edit

Oleh: Tini Ummu Faris
وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًاۙ
اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۖوَاذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا
Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi,” kecuali (dengan mengatakan), “Insya Allah.” Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini.” (QS. Al-Isra: 23-24)
Sebagian ulama tafsir seperti Ibnu Katsir dan Syaikh Ibn Utsaimin menjelaskan bahwa orang-orang musyrikin Quraisy datang kepada Yahudi dan berkata: Sesungguhnya ada orang di kalangan kami yang mengaku sebagai Nabi. Kemudian Yahudi berkata: Tanyakan kepadanya tiga hal, kalau ia bisa menjawabnya maka ia adalah Nabi. Tanyakanlah:
Pertama, tentang keadaan para pemuda yang keluar dari kotanya berlindung ke dalam gua. Bagaimana keadaan mereka.
Kedua, tentang seseorang yang menguasai (perjalanan) ke timur dan barat bumi.
Ketiga, tanyakan tentang ruh.
Kemudian orang-orang musyrikin itu datang dan menanyakan ketiga hal itu kepada Nabi Saw.. Nabi kemudian menjawab: Besok aku akan menjawab. Ternyata selama berhari-hari Allah tidak menurunkan wahyu kepada Nabi. Hingga setelah 15 hari kemudian, barulah turun wahyu dari Allah Swt.
Maka pada ayat ini Allah mengajarkan adab kepada Nabi-Nya dan seluruh kaum muslimin agar jika seseorang berjanji, hendaknya mengucapkan: InsyaAllah.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa ayat tersebut merupakan bimbingan dari adab Allah kepada Rasulullah Saw. mengenai sesuatu jika beliau hendak melakukannya pada masa yang akan datang, yakni hendaklah beliau mengembalikan hal itu kepada kehendak Allah yang Mahaperkasa lagi Mahamulia, yang Mahamengetahui segala yang ghaib, yang mengetahui apa yang telah terjadi, yang akan terjadi, yang tidak akan terjadi, dan bagaimana akan terjadinya.
Syaikh Ibn Utsaimin menjelaskan bahwa ucapan InsyaAllah dalam berjanji memberikan dua faidah, yaitu:
Pertama, Allah akan menolong dan memudahkan kita menjalankan hal tersebut.
Kedua, jika kita ternyata tidak mampu melaksanakannya, tidak tergolong mengingkari janji.
Sejatinya ayat ini pun menjadi pengingat bagi kita agar ketika melakukan sesuatu yang belum terjadi atau baru direncanakan tidak mengucapkan, "aku akan melakukannya", namun hendaklah mengucapkan "insyaAllah".
Apabila kita lupa, hendaklah ingat kepada Allah dan mengatakan "mudah-mudahan Allah akan memberiku petunjuk kepadaku".
Kita belum tahu apa yang akan terjadi besok, lusa atau hari yang akan datang lainnya. Sehingga kita disyariatkan untuk senantiasa melibatkan Allah. InsyaAllah bisa berarti jika Allah menghendaki. Berbeda halnya saat kita katakan "Aku akan melakukannya besok", sedangkan ketika besoknya kita ada halangan, tidak bisa memenuhinya.
Namun, janganlah kalimat insyaAllah ini dipermainkan untuk meyakinkan orang lain ketika berjanji. Di masyarakat saat ini ketika orang mengatakan "insyaAllah" ada yang sudah tidak percaya lagi. Mengapa? Karena ternyata ada sebagian orang yang mempermainkannya. InsyaAllah akhirnya diidentikkan dengan tidak jadi, ketika janji tidak dipenuhi, ketika janji mau datang padahal tidak datang dan lain sebagainya. Astaghfirullah... Akibat ulah sebagian orang yang menyelewengkan syariat akhirnya orang lain tidak percaya lagi saat berakad dengannya mengucapkan insyaAllah. Sampai-sampai saat berakad atau berjanji dengan orang lain harus dikatakan "ya, saya akan datang", "ya, saya akan membayarnya besok" dan lain-lain.
Ucapan InsyaAllah adalah adalah syariat yang harus dijalankan saat kita berjanji atau hendak melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Ucapan InsyaAllah bukanlah kalimat sakti yang bisa bersembunyi di baliknya demi meyakinkan orang untuk memercayainya saat berjanji. Padahal dalam hatinya dia hendak mengingkarinya. Astaghfirullah... Na'udzu billahi min dzalik. Bila ini terjadi, akhirnya orang ragu bahkan tidak percaya saat ada orang yang berakad dengannya mengucapkan insyaAllah.
Semoga kita bisa menempatkan syariat dengan benar. Tidak mempermainkannya. Aamiin
Wallahu a'lam bi ash-shawab
Cianjur, 23 Agustus 2021