PERUMPAMAAN KALIMAT YANG BAIK BAGAIKAN POHON YANG BERAKAR DI BUMI BERBUAH DI LANGIT

PERUMPAMAAN KALIMAT YANG BAIK BAGAIKAN POHON YANG BERAKAR DI BUMI BERBUAH DI LANGIT


Oleh: Muslihah

Allah SWT berfirman,

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (QS. 14:24)

Aku tertegun, teringat betapa para guru kepenulisan senantiasa memotivasi pentingnya berdakwah lewat tulisan. Karena sesungguhnya menulis tak ubahnya seperti berbicara, berkata-kata. Sedangkan berdakwah lewat lisan, usai disampaikan bisa jadi selesai pula, tak berbekas kecuali diterima dengan hati dan pikiran yang bersih. Berbeda dengan berdakwah lewat tulisan yang sejak adanya selama belum dihapus, orang bisa menemukan dan membacanya kapanpun. Bahkan saat sang penulis sudah kembali ke haribaan-Nya. Ini kelebihan berdakwah lewat tulisan.

Malam ini kembali diingatkan oleh Ustadzah Choirin Fitri, betapa pentingnya dakwah lewat tulisan. Diawali dengan menyampaikan surat Al Alaq, bahwa firman Allah "Iqra' Bismi Rabbikal Akram," tidak hanya berarti perintah membaca, tapi juga sekaligus menulis. Analogi yang disampaikan "Andai Al Qur'an tidak ditulis, apakah mungkin sampai ke kita saat ini?" Sangat masuk di akal.

Para ulama salafus shalih yang terkenal, juga menulis hingga membukukan karya mereka, semacam "Al Muwaththa" ataupun "Al Umm" oleh Imam Syafi'i. Dan masih banyak lagi karya para ulama yang bisa ditemukan. Beliau juga menyampaikan hadits, dari Abi Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, "Ketika manusia mati, maka terputuslah amal ibadahnya, kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak salih yang mendoakan."

Jika seseorang tak memiliki harta untuk bersedekah bagaimana bisa mendapat pahala yang mengalir sebab sedekah jariyah? Jika seseorang tidak memiliki anak, bagaimana akan mendapat doa yang bernilai pahala yang mengalir? Bahkan seseorang berdakwah secara lisan, jangkauan hanya terbatas pada mereka yang bisa hadir dan fokus saat materi disampaikan. Akan tetapi beda halnya jika dakwah lewat tulisan, jangkauan lebih luas. Bahkan seluruh dunia berkesempatan untuk mengakses tulisan itu. Ma syaa Allah.

Hari ini berdakwah tidak harus tulisan opini. Tak jarang tulisan fiksi pun bisa menjadi pilihan berdakwah. Banyak tulisan fiksi yang tidak layak dikonsumsi, maka adanya tulisan fiksi islami akan lebih bermanfaat.

Dan setiap aku membaca ayat ini, terbayang dalam benak, sebuah pohon yang akarnya di bumi menjulang sampai langit dan buahnya bisa dipetik di langit. Dengan kata lain, aku membayangkan perkataan dan perbuatan baik di dunia, akan berbuah pahala yang dapat dipetik kelak di hari kiamat tiba.

Teringat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Adi bin Hatim ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda "Jauhilah neraka walau dengan sebiji kurma. Siapa saja yang tidak menemukan sebiji kurma, maka dengan perkataan yang baik." (Muttafaq alaihi).

Juga pada hadits yang lain dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Perkataan yang baik adalah sedekah." (Muttafaq alaihi).

Betapa banyak bisa ditemukan perintah Allah dalam Al Qur'an untuk bersedekah (menginfakkan sebagian harta di jalan Allah). Begitupun dalam hadits, baik dicontohkan Rasulullah Saw dengan perbuatan atau pun anjuran secara lisannya agar bersedekah.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya berbicara dan menulis yang baik. Baik di sini tentu yang sesuai dengan Islam. Berdakwah mengajak kepada syari'at Allah. Dan setiap tulisan yang diniatkan lillah demi mendekatkan diri kepada Allah, in syaa Allah membawa berkah.

Wallahu a'lam bish shawab

Mojokerto, 31 Juli 2021

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel