HIDUP ADALAH PILIHAN

HIDUP ADALAH PILIHAN


Oleh: Dwi Indah Lestari

Sobat, pernahkah mendengar ungkapan "hidup adalah pilihan"? Sepertinya ungkapan masyhur ini sudah banyak kita dengar dimana-mana ya. Sebuah ungkapan yang menggambarkan realitas dalam kehidupan kita di dunia.

Dalam buku "Beyond The Inspiration" karangan ustaz Felix Siauw, diterangkan bahwa tidak semua orang memahami apa maksud dari kalimat sederhana tersebut. Begitupun tidak semua mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

Bahwasanya hidup yang dijalani tergantung pada pilihan-pilihan yang kita buat. Siapa diri kita sekarang bisa jadi ditentukan oleh pilihan-pilihan yang kita ambil di masa lalu. Dan kita akan dihargai sesuai dengan pilihan itu.

Mungkin kita pernah melihat, ada seorang anak di usia belia yang sudah menjadi juara senam lantai tingkat dunia. Bisa jadi sebagian orang menyangka semua disebabkan karena ia berbakat. Namun yang tidak terlihat dari itu semua adalah usahanya untuk bisa menjadi atlet profesional. Kita tak tahu jatuh bangunnya dia berlatih siang dan malam untuk bisa memiliki skill yang luar biasa itu.

Begitulah masyarakat saat ini yang kerap berpikir pragmatis. Inginnya segera kaya, inginnya hidup enak, namun tidak mau mengambil pilihan untuk bisa mewujudkannya. Manusia terbuai dengan hidup serba instan yang justru akan menjerumuskannya pada malapetaka.

Pernah ya dengar slogan ini, "muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga". Kata ustaz Felix Siauw dalam bukunya tersebut, ini adalah slogan yang ngawur, yang tidak mungkin akan terjadi. Sebab hidup adalah pilihan.

Nah, sobat, bagi seorang muslim, pilihan hidup yang seharusnya diambil sudah jelas, yaitu mengikuti teladan kita, Nabi Muhammad Saw. Sebab kita pahamkan, pilihan hidup yang beliau tempuh insyaallah adalah jalan keselamatan di dunia maupun di akhirat.

Bahkan kelak kita yang mengaku mencintai Rasulullah pun, pasti ingin agar bisa mendapatkan syafaat dari Beliau Saw di akhirat, sekaligus dikumpulkan bersamanya di surga.  Rasulullah Saw bersabda: 

"Engkau akan bersama dengan yang engkau cintai" (HR. Bukhari).

Menelusuri jejak kehidupan Rasulullah Saw, kita akan temukan bahwa hidup beliau dihabiskan untuk berada di jalan dakwah Islam. Meski dengan begitu banyak risiko yang kerapkali membahayakan hidupnya, namun tak membuat beliau menghentikan perjuangan. Bahkan meski diletakkan bulan dan matahari di kedua tangannya, beliau memilih untuk tidak pernah akan mundur dari jalan dakwah.

Dari sini, kita bisa melihat ya sobat, Rasulullah adalah sosok yang sangat fokus terhadap pilihan hidupnya. Beliau memilih untuk memusatkan seluruh perhatiannya pada pilihan dakwah hingga berhasil mencapai tujuannya, meski hambatan tak pernah lekang menghampiri.

Begitulah yang seharusnya kita contoh. Sebab kita hanya bisa membuat satu pilihan pada saat yang sama. Bila memilih A maka kita akan meninggalkan pilihan B, C, D dan lainnya. Saat kita memilih beriman, maka pada saat yang sama kita meninggalkan pilihan menjadi orang yang kafir. Saat memilih taat, maka kita memutuskan tidak akan bermaksiat.

"Berkata Allah Azza wa jalla: "Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seorang hamba. Jika ia takut kepadaKu di dunia, maka aku akan memberikannya rasa aman di hari kiamat. Jika ia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan memberikan rasa takut kepadanya di hari kiamat. " (HR. Ibnu Hibban).

Dalam Islam tidak ada wilayah abu-abu berkaitan dengan kebenaran. Kalau tidak iman ya kafir, kalau tidak yang haq, ya berarti bathil. Tidak ada jalan kompromi seperti jalan yang diyakini penganut sekulerisme. Kebenaran dalam Islam sangat jelas. Take it or leave it.

"Barangsiapa mencari selain diin Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang merugi." (TQS. Ali Imran [3]: 85)

Dan dalam setiap pilihan pasti membutuhkan pengorbanan. Ibaratnya orang ingin beli rumah. Bila jumlah dana yang dimilikinya terbatas, mungkin dia hanya akan memperoleh rumah tipe 30. Tapi kalau dananya besar dia sanggup mendapatkan tipe yang lebih besar dan luas.

Dengan pilihan hidup yang kita ambil, maka kita harus siap mengerahkan segenap potensi yang dimiliki untuk meraih tujuannya. Maka sebagai muslim, kita semestinya memahami bahwa tujuan hidup kita adalah untuk beribadah demi meraih keridhoan Allah Swt. Untuk mencapainya agar kelak di akhirat kita layak menjadi penghuni surgaNya, maka kita harus memilih untuk senantiasa taat kepada Allah Swt dan RasulNya.

Dengan begitu kita telah mengambil pilihan yang benar. Kita pun akan senantiasa mengupgrade diri dengan pemikiran Islam agar seluruh perbuatan yang kita kerjakan sesuai dengan yang Allah inginkan. Begitupun kita akan siap menginvestasikan semua yang dimiliki demi meraih jannahNya.

"Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui." (TQS. As Shaff [61]: 10-11)

Wallahu'alam bisshowab.
Bangkalan, 19 Juli 2021 (22.48)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel