
DR. AHMAD SASTRA: PENERAPAN KAPITALISME MEMPERBURUK KONDISI INDONESIA
Minggu, 17 Agustus 2025
Edit

Penulis: Muhar
Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB), Dr. Ahmad Sastra, menegaskan bahwa penerapan sistem kapitalisme justru memperburuk kondisi Indonesia.
“Secara empirik, penerapan sistem kapitalisme, terutama dalam bentuk kapitalisme oligarkis dan neoliberal, terbukti memperburuk kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan di Indonesia. Dampaknya mencakup meningkatnya ketimpangan sosial, eksploitasi sumber daya alam, maraknya korupsi, hingga rusaknya moral generasi muda,” ungkap Ahmad dalam tulisannya berjudul “Dengan Sistem Kapitalisme, Indonesia Makin Gelap” di laman ahmadsastra.com, Jumat (15/8/2025).
Menurutnya, kapitalisme yang menekankan pasar bebas dan akumulasi modal semula dipandang sebagai motor penggerak ekonomi. Namun, di Indonesia praktik kapitalisme justru bersekutu dengan oligarki politik dan kekuatan asing, sehingga jurang ketimpangan semakin melebar.
“Kapitalisme global yang tumbuh pesat di Indonesia memang menghasilkan keuntungan besar bagi korporasi multinasional. Sayangnya, manfaat itu hanya dinikmati segelintir pihak, sementara rakyat kecil justru semakin terpinggirkan. Kesenjangan antara kota dan desa kian nyata; masyarakat pedesaan tertinggal dalam pendidikan dan ekonomi dibandingkan dengan wilayah perkotaan,” tulisnya.
Ahmad juga menyoroti dampak kapitalisme terhadap eksploitasi hutan, tambang, dan lahan, terutama untuk perkebunan kelapa sawit, tanpa mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Akibatnya, terjadi deforestasi, konflik agraria, degradasi lingkungan, hingga munculnya risiko bagi kesehatan publik.
“Artikel akademik Rizal Akbar Aldyan juga menunjukkan bahwa kapitalisme yang terhubung dengan globalisasi memperparah kerusakan hutan di Indonesia,” tambahnya.
Dalam praktik kapitalisme oligarkis, lanjut Ahmad, kekuasaan dan ekonomi saling bertautan. Konsentrasi kekayaan membuka jalan bagi korupsi sistemik dan nepotisme, sebagaimana terjadi sejak era Orde Baru hingga kini.
“Kapitalisme mendorong privatisasi sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Dampaknya, kelompok berpenghasilan rendah kesulitan mengakses layanan publik berkualitas, sementara kalangan elite dengan mudah menikmati fasilitas premium,” jelasnya.
Ia menyayangkan, meskipun terbukti merusak, sistem kapitalisme sekuler masih dibela secara membabi buta oleh sebagian kalangan. Sementara itu, kritik terhadap kondisi kelam Indonesia yang disertai tawaran Islam sebagai solusi ideologis justru diabaikan.
“Apakah mereka yang menutup mata terhadap kenyataan gelap Indonesia, sekaligus menolak solusi terbaik yang ditawarkan Islam, masih memiliki hati nurani?” tanyanya.
Ahmad pun memperingatkan, jika tren kapitalisme terus dibiarkan tanpa regulasi yang kuat dan tanpa arah pembangunan alternatif, masa depan Indonesia akan rapuh.
“Ketimpangan yang semakin lebar, krisis ekologis yang makin dalam, serta hancurnya nilai-nilai lokal dapat berujung pada instabilitas sosial dan hilangnya jati diri bangsa,” tandasnya. []