
JANGAN MENUTUP HATI
Jumat, 01 Juli 2022
Edit

Oleh: Lia Herasusanti
"2850 dari 3000 karyawan Holywings beragama Islam" Begitu pernyataan Bang Hotman Paris.
Beginilah kondisi umat Islam dalam sistem kapitalis. Mereka Islam secara akidah, namun secara syariat, mereka tak menjalankannya. Mungkin ada sebagian yang memang tak mau menjalankan. Tapi mungkin ada juga yang terpaksa tak menjalankan. Dipaksa oleh keadaan.
Ya, di sistem kapitalis, dimana negara tak menjalankan syariat, maka tak heran jika individunya pun tak menjalankan syariat. Semuanya dikondisikan. Pabrik minuman keras diizinkan berdiri. Jika ada pabriknya, maka pasti ada yang membuatnya, mendistribusikannya, menjualnya, hingga menuangkannya bahkan meminumnya. Dan itu semua dilakukan oleh rakyatnya. Berbeda jika negara menerapkan syariat, pabrik minuman keras akan dilarang berdiri. Otomatis tak akan ada yang terlibat dalam aktifitas produksi hingga konsumsinya. Berapa banyak rakyat yang terselamatkan dari dosa terlibat dalam aktifitas haram ini.
Maka jika ingin rakyatnya taat syariat, tak ada pilihan lain, negaranya harus menjalankan syariat secara kafah. Jika itu telah diterapkan, otomatis, rakyatnya, individunya, akan menjalankan syariat. Karena negara ketika menjalankan syariat, akan menetapkan sanksi bagi siapapun yang menyalahi aturan.
Jika begitu banyak kebaikan dengan penerapan syariat Islam, lalu mengapa masih menolak penerapan Islam kafah oleh negara? jangan sampai kita menjadi orang yang seperti digambarkan dalam Al-Quran surat Fussilat ayat 5,
وَقَالُوۡا قُلُوۡبُنَا فِىۡۤ اَكِنَّةٍ مِّمَّا تَدۡعُوۡنَاۤ اِلَيۡهِ وَفِىۡۤ اٰذَانِنَا وَقۡرٌ وَّمِنۡۢ بَيۡنِنَا وَبَيۡنِكَ حِجَابٌ فَاعۡمَلۡ اِنَّنَا عٰمِلُوۡنَ
Dan mereka berkata, "Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau seru kami kepadanya dan telinga kami sudah tersumbat, dan di antara kami dan engkau ada dinding, karena itu lakukanlah (sesuai kehendakmu), sesungguhnya kami akan melakukan (sesuai kehendak kami)."