RAMADAN TINGKATKAN UKHUWAH DAN DAKWAH

RAMADAN TINGKATKAN UKHUWAH DAN DAKWAH


Oleh: Yuyun Rumiwati

Ramadan bulan mulia. Umat Islam menyambut dengan suka cita. Bulan Ramadan berlimpah berkah dan pahala. Bulan untuk meningkatkan ukhuwah. Nuansa kebersamaan pun semarak dimana-mana. Mulai terawih bersama, tadarus bersama, buka bersama dan sebagainya.

Begitupun MWA (Badan Wakof Al-Qur'an). Mengglankan ngaji bertajuk "Jogja Ngaji," Di sekitar trotoar Malioboro.

Kegiatan tersebut pun menuai berbagai respon di dunia Maya. Baik yang mengapresiasi positif dan ada yang negatif (Harianjogja.com, 2/4/2022).

Jika dicermati kegiatannya maupun tujuannya baik. Bahkan panitia pelaksana menyampaikan bahwa ini sebagai sarana untuk bersyukur dengan momentum tepat di bulan Ramadan. Yang bisa mengajak masyarakat untuk semangat membaca Al-Qur'an.

Adapun yang membuat bertanya-tanya ada apa dibalik pihak yang kontra. Dan mengapa kondisi penolakan terhadap kegiatan yang bertajuk keislaman banyak mendapatkan respon negatif di era belakangan ini.

Apakah ini mengindikasikan bahwa arus sekulerisme dan liberalisme semakin kokoh, sekaligus menjadi bukti bahwa sistem demokrasi yang ikonnya menjamin kebebasan beragama hanya sekedar pemanis saja?

Lalu, bagaimana seharusnya kita sebagai umat Islam menyikapi fenomena ini?

Pertama: Umat harus semakin meningkat ukhuwah dalam ikatan akidah agar tidak mudah dipecah-belah oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan persatuan umat.

Kedua: Umat harus semakin semangat dalam syiar Islam. Jangan sampai respon kontra terhadap aktivitas yang baik memundurkan langkah dalam dakwah.

Syiar kebaikan harus terus dimasifkan terlebih di momentum Ramadan. Syiar ini akan mengurangi aktivitas sia-sia. Bahkan, bisa berdampak pada menurunnya kemaksiatan.

Jelas kondisi ini akan membuat pihak yang tidak menghendaki kebangkitan umat ketar-ketir. Semakin umat sadar akan peranannya dalam agamanya, semakin dekat pula kehancuran para penjajah dalam menguasai aset umat di negeri-negeri kaum muslimin.

Ketiga: Meningkatkan sinergi untuk fokus pada kemenangan umat.

Fokus dan bersinergi pada hal yang penting untuk menyongsong kemenangan Islam. Meminimalkan jurang perbedaan yang memberikan peluang kontra produktif terhadap perjuangan umat.

Umat harus semakin bijak kapan harus siap berbeda dalam masalah furuq (cabang), dan kapan harus siap sama pada urusan usul (pokok). Bukan terbalik, bersibuk pada perbedaan cabang dan abai terhadap persatuan pokok yang harus dikokohkan.

Keempat: Selalu waspada bahwa orang kafir maupun munafik tidak akan pernah diam dengan kebangkitan umat. Maka dengan kewaspadaan ini umat lebih dewasa dalam merespon terhadap tiap iktiyar syiar sesama saudara.

Kelima: Senantiasa bermohon pada Allah zat yang mempersatukan hati. Semoga umat Islam diberikan kekuatan berukhuwah dan giat berdakwah menyongsong kemenangan dengan tegaknya syariah. Aamiin~

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel