
AMALAN YANG GUGUR
Selasa, 31 Agustus 2021
Edit

Oleh: Iha Bunda Khansa
Sahabat, pernahkah mendengar, melihat atau membaca ada orang yang memberikan sebagian hartanya untuk fakir miskin, panti asuhan, memberikan makanan untuk yang berbuka puasa, atau ada juga menyumbang pembangunan masjid bahkan ada yang meng-umrahkan ke Baitullah.
Namun, tahukah sahabat amalan mereka ternyata tidak diterima, sia-sia, padahal mengira sudah berbuat baik. Kenapa sampai tidak diterima ya?
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قُلْ هَلْ نُـنَبِّئُكُمْ بِا لْاَ خْسَرِيْنَ اَعْمَا لًا
"Katakanlah (Muhammad), "Apakah perlu Kami beri tahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?" (QS. Al-Kahf 18: Ayat 103)
اَ لَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا
"(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya." (QS. Al-Kahf 18: Ayat 104)
اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰ يٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَآئِهٖ فَحَبِطَتْ اَعْمَا لُهُمْ فَلَا نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَزْنًـا
"Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat." (QS. Al-Kahf 18: Ayat 105)
Alangkah ruginya amalan mereka, hal tersebut dikarenakan mereka ingkar terhadap ayat-ayat Allah, di hari pembalasan pun tidak ditimbang, gugur amalan mereka.
Dalam tafsir Ibnu Katsir
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Mush’ab, ia menceritakan, aku pernah bertanya kepada ayahku, yaitu Sa’ad bin Abi Waqqash mengenai ayat di atas, Siapakah orang yang merugi? Apakah mereka itu al-Hururiyyah? la menjawab:
"Tidak, mereka itu adalah Yahudi dan Nasrani."
Adapun orang-orang Yahudi itu telah mendustakan Muhammad saw. Sedangkan orang-orang Nasrani, ingkar akan adanya surga dan mereka mengatakan: "Tidak ada makanan dan minuman di dalamnya."
Al-Hururiyyah adalah orang-orang yang membatalkan janji Allah setelah mereka berjanji kepada-Nya.
Walaupun ayat di atas ditujukan kepada Yahudi dan Nasrani, hal itu bersifat umum yang mencakup semua orang yang menyembah Allah Ta’ala dengan jalan yang tidak diridai, yang mereka mengira bahwa mereka benar dan amal perbuatan mereka diterima, padahal mereka itu salah dan amal perbuatannya tidak diterima.
Oleh karenanya amalan mereka tertolak! Gugur sia-sia. Karena mereka tidak beriman pada Allah dan Rasulullah. Dalam hal ini keimanan yang akan menentukan diterima atau tidaknya amalan mereka.
Dalam ayat yang lain dijelaskan bahwa amalan mereka seperti fatamorgana ,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ ۗ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
"Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya." (QS An-Nur: 39)
Itulah perumpamaan orang kafir berharap apa yang dilakukan adalah baik, mendapat balasan, nyatanya sia-sia!
Jadi kita jangan merasa takjub jika ada orang kafir terlihat dermawan, dan perhatian pada kaum muslim. Mungkin terlihat baik dimata manusia, tapi tetap saja di mata Allah tidak ditrima.
Hikmah yang bisa kita ambil dari ayat di atas, bahwa kita harus bersyukur dilahirkan ke dunia sebagai hamba Allah yang muslim, beriman pada aturan Allah.
Namun adakalanya seorang muslim pun harus hati-hati jangan sampai mengikuti jejak kaum Yahudi dan Nasrani, ataupun menjadi orang munafik, yang mengaku beriman pada Allah, nyatanya hanya dimulut saja, perilakunya sama dengan orang kafir, enggan untuk mengikuti aturan Allah, masih yakin bahwa kebenaran bersumber bukan dari Al-Qur'an dan hadis. Sungguh rugi dan sia-sia.
Oleh karena itu, jangan sia-siakan waktu, harta dan diri kita untuk terus mendekat tunduk patuh pada Aturan-Nya, dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ الْاِ نْسَا نَ لَفِيْ خُسْرٍ
"Sungguh, manusia berada dalam kerugian," (QS. Al-'Asr 103: Ayat 2)
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَا صَوْا بِا لْحَقِّ ۙ وَتَوَا صَوْا بِا لصَّبْرِ
"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al-'Asr 103: Ayat 3)
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
Wallahu a'lam bi Ahshowab
Cianjur, 30 Agustus 2021