AL-QUR'AN BUKAN SEKEDAR CERITA

AL-QUR'AN BUKAN SEKEDAR CERITA


Oleh : Umi Rizkyi

Al-Qur'an adalah Kalamullah. Al-Qur'an adalah pedoman, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Pedoman adalah dasar/landasan berpikir seorang beriman. Petunjuk ialah alat/kompas arah jalan ke mana seorang beriman akan berjalan. Rahmat adalah segala karunia, nikmat dan anugrah yang telah Allah SWT limpahan kepada seseorang yang beriman.

Dari uraian di atas, telah jelas bahwa Al-Qur'an bukanlah sekedar cerita belaka. Apalagi hanya sebatas sejarah semata. Maka dari itu, hendaklah seorang beriman itu haruslah menjadikan Al-Qur'an itu sebagai Rahmat, petunjuk dan pedoman hidupnya.

Jadi, ketika Al-Qur'an dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk hidup maka ia pasti akan menjadikan petunjuknya dalam segala aspek kehidupan. Segala aktifitasnya didasarkan pada Al-Qur'an.

Pendidikan berdasar pada Islam. Teknis, sarana dan prasarana sesuai hukum Islam. Dipisahkannya siswa laki-laki dengan perempuan. Dikelompokkannya kemampuan dan usia anak didiknya. Dipenuhi segala sarana dan prasarana dalam pendidikan. Baik gedung, perpustakaan, buku-buku penunjang belajar, teknologi dan informatika dan lain sebagainya.

Ekonomi, juga diberlakukannya ekonomi Islam. Misal jual-beli, sesuai dengan Syara. Ada penjual, pembeli, barang yang dijualbelikan halal dan toyib, dan adanya aqod jual beli. Semua itu diatur di dalam Islam.

Kesehatan, ia juga akan menggunakan dasar Islam. Mana yang dibolehkan dalam Islam dan mana yang tidak dibolehkan. Misal, ketika anak-anak lahir harus diimunisasi/divaksin. Hal ini adalah sebuah pilihan, bisa digunakan ataupun tidak. Namun ketika menumbuhkan keraguan, baik komposisi vaksin itu sendiri halal/haram bahan bakunya maka lebih baik ditinggalkan.

Namun, jauh berbeda jika vaksin itu terjadi dan ada pada kondisi pandemi seperti saat ini. Maka hal ini sebuah kesunahan bagi setiap orang untuk menerima vaksin. Karena hal ini merupakan bagian iktiar dari penularan terinfeksi virus Corona ini. Hal ini juga bisa menjadikan ladang pahala, jika kita melakukannya. Dan tidak ada dosa bagi orang yang meninggalkannya.

Jadi sudah selayaknya sebagai seorang muslim maka akan menjadikan Al-Qur'an sebagai aturan di seluruh aspek kehidupannya. Tidak menjadikan Al-Qur'an sebagai menu prasmanan. Jika sesuai dengan keinginannya maka ia akan mengambilnya dan jika tidak sesuai keinginannya maka ia akan meninggalkannya.

Misal ketika sebagai seorang muslimah, wajib menutup aurat ketika keluar rumah atau di dalam rumah ketika ada yang bukan mahramnya. Maka, mau tidak mau muslimah harus menutup aurat. Jangan sampai seorang muslimah menolak menutup aurat karena tidak tren fashion, tidak gaul, tidak nyaman, ribet, panas dan lain sebagainya.

Begitulah seharusnya posisi Al-Qur'an bagi seorang beriman. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

لَقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَرٰى وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ࣖ
"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yusuf[12]:111).

Inilah, bukti bahwa Al-Qur'an adalah sebagai rahmat, pedoman dan petunjuk bagi orang yang beriman yang berakal. Dan bukan hanya sekedar cerita/dongeng semata. Allahuaklam bi showab.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel