SHOLAWATAN TAPI KOK SELINGKUH!

SHOLAWATAN TAPI KOK SELINGKUH!


Ini aku buat, bukan untuk ghibah atau semacamnya. Tapi disini aku mau ngajak teman-teman untuk mengambil hikmah.

Kenapa sih Allah perintahkan kita dalam QS. Al-Baqarah ayat 208 "untuk masuk Islam secara Kaffah (menyeluruh), kemudian jangan ikuti langkah-langkah setan"?

Seakan-akan Allah mau memberi tahu kita, "kalau mau selamat dari langkah-langkah setan maka 'jangan pilih-pilih' menerapkan syar'iat Allah, 'jangan pilih-pilih' mengamalkan perintah Allah"

Di negeri berpaham sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) sudah biasa bagi kita melihat fenomena mengaku ber-Islam tapi setengah-setengah. Ada yang sholat tapi tidak menutup aurat. Ada yang menutup aurat tapi tidak menjaga pergaulannya dari ikhtilat (campur baur pria wanita) bahkan khalwat (berdua-duaan) pacaran.

Bahkan yang fatal adalah di kehidupan kita sekarang ini, baik orangtua-nya maupun anak muda-nya menganggap sepele dalam hal ini, "ah biasalah itu", "wajarlah itu", "Alaah kan cuman partner kerja", "alaah kan cuman kumpul-kumpul reuni kawan SMA".

Astaghfirullah, Nauzubillah, kita lupa bahwa Iblis Setan gak pernah absen loh kawan, bahkan Iblis dulu minta penangguhan sama Allah "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan" (QS. Al-A'raf ayat 14) bahkan Iblis sampe bilang kayak gini sama Allah "Demi kekuasaan-Mu! Aku akan menyesatkan mereka semuanya" (QS. Shad ayat 82).

Ya Allah Nauzubillah, Kalau bukan karena Rahmat Allah orang beriman dan bertakwa aja gak jamin tak tergelincir rayuan setan. Apalagi orang yang mengaku muslim tapi ber-islam-nya setengah-setengah.

Jadi aku tuh ya kalau lihat ada rumah tangga yang rusak karena selingkuh dan melihat realitanya seperti itu, aku mikirnya gini "wajar aja, yang udah gak menjaga interaksi sama yang bukan mahram kian rupanya".

Bahkan interaksi-nya sudah sampai skinship (sentuhan) pegangan tangan, rangkulan. Padahal Rasulullah katakan "ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni)

Dan yang bikin kita bakalan bilang "panteslah" ternyata masalah ini udah berkaitan dengan hati manusia (apalagi perempuan) dan manusianya itu punya indikasi gak paham Islam. Aku punya pengalaman, lihat orang yang lagi jatuh cinta (dengan jalan yang tidak ridhoi Allah) bahkan orangtua yang membesarkan dia aja bisa dibantah, mampu dia sakiti, apalagi orang lain yang gak punya hubungan sama dia.

Percayalah kalau Allah SWT dan Rasulullah SAW udah larang, pasti memang larang itu untuk kebaikan kita. Tapi nyatanya kita sering abai, dan selalu toleran dalam hal ini.

Maka ber-Islam secara Kaffah itu bukan hanya penting untuk menjaga nama baik tapi juga merupakan kewajiban kita untuk menjalankannya.

Jadi aku pribadi juga sebenarnya bukannya sombong, karena gak mau gabung ikut reuni, ikut bukber, gak mau balas chat/komen dari temen cowok (yang menurut aku gak ada kepentingan). Bukan mau sombong, bukan aku benci, aku cuman mau menjaga, aku takut, aku juga manusia bisa silap.

Kalau kasih kendor takutnya langkah setan, satu langkah ngikuti langkah setan kemudian akan terbawa kepada langkah setan lainnya. Kalau kita gak buat pencegahan sebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul, emang kita mampu nanggung konsekuensi-nya baik itu berupa beban, atau kenistaan di dunia maupun di akhirat? Nauzubillah semoga Allah jaga kita semua ya sobat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel