
AL-QUR’AN ADALAH PETUNJUK HIDUP
Selasa, 08 Agustus 2023
Edit

Penulis: Honriani Nst
Firman Allah swt.:
نزلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزلَ التَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ (3) مِنْ قَبْلُ هُدًى لِلنَّاسِ وَأَنزلَ الْفُرْقَانَ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ (4)
Dia (Allah) menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat serta Injil sebelum (Al-Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Mahaperkasa lagi mempunyai balasan (siksa).
Pada ayat ini Allah swt. menyebutkan:
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتابَ بِالْحَقِّ
Dia (Allah) menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya. (Ali Imran: 3)
Maksudnya, Dialah (Allah) yang menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad saw. dengan sebenarnya sebagaimana juga disebutkan oleh Allah swt. dalam surat Al-Baqarah ayat 2:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ
Itu kitab tiada terdapat keraguan di dalamnya.
Lanjutan ayat ini menjelaskan posisi Al-Qur’an terhadap kitab sebelumnya, yaitu membenarkan kitab yang diturunkan sebelumnya:
مُصَدِّقاً لِما بَيْنَ يَدَيْهِ
Membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya. (Ali Imran: 3)
Maksudnya kitab-kitab sebelum Al-Qur'an yang diturunkan dari langit buat hamba-hamba Allah swt. dan para nabi. Kitab-kitab tersebut membenarkan Al-Qur'an melalui apa yang diberitakannya dan apa yang disiarkannya sejak zaman dahulu kala. Begitu pula sebaliknya, Al-Qur'an membenarkan kitab-kitab tersebut, karena Al-Qur'an sesuai dengan apa yang diberitakan oleh kitab-kitab tersebut yang isinya antara lain membawa berita gembira yang sangat besar, yaitu janji Allah swt. yang akan mengutus Nabi Muhammad Saw. dan menurunkan Al-Qur'an yang agung kepadanya.
Tentu dengan pemahaman yang benar tentang ayat ini, semestinya umat sebelumnya akan menerima kebenaran kitab Al-Qur’an ini dan tidak akan memusuhi umat Islam. Selain itu juga menghadirkan pemahaman bahwa Al-Quran akan mampu menyatukan seluruh umat manusia karena kitab ini memang membenarkan kitab sebelumnya. Hanya saja kebencian yang dibisikkan oleh setan ke dalam hati manusia membuat manusia-manusia yang mengikuti bisikan setan menuduh ajaran Islam akan memecah-belah persatuan umat, hingga mereka lebih meyakini slogan Bhinneka Tunggal Ika atau pun Piagam PBB yang mampu menyatukan umat manusia daripada meyakini pengamalan Al-Qur’an secara kaffah.
Padahal fakta yang ada saat ini dunia penuh dengan perpecahan pada saat umat manusia tunduk pada piagam PBB dan slogan Bhinneka Tunggal Ika. Pertanyaannya, mengapa umat manusia, khususnya umat Islam tidak belajar dari sejarah kesuksesan Nabi Muhammad saw. dan para sahabat menyatukan umat mannusia di bawah naungan Khilafah Islamiyyah?
Ayat ini menjelaskan bahwa Al-Qur’an telah membenarkan kitab sebelumnya, maksudnya adalah membenarkan kitab Taurat dan Injil sebagaimana dalam lanjutan ayat ini:
وَأَنزلَ التَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ َ
dan menurunkan Taurat dan injil. (Ali Imran: 3)
Sementara pada ayat berikutnya, Allah swt. menjelaskan bahwa Taurat dan Injil sudah diturunkan Allah swt. sebelumnya:
مِنْ قَبْلُ
sebelumnya. (Ali Imran: 4)
Lantas untuk apa Allah swt. menurunkan Al-Qur’an? Lanjutan ayat 4 menjelaskan tentang maksud Allah swt. menurunkan Al-Qur’an, yaitu sebagai petunjuk bagi manusia:
هُدىً لِلنَّاسِ
menjadi petunjuk bagi manusia. (Ali Imran: 4)
Maksudnya, sebagai petunjuk buat mereka di zamannya masing-masing.
Dari ayat ini jelas bahwa tidak bisa dibenarkan pernyataan para pembenci Islam bahwa Al-Qur’an tidak relevan lagi saat ini. Pernyataan seperti ini sama juga halnya ketika para pembenci Islam mengatakan bahwa sistem pemerintahan Islam, Khilafah Islamiyyah tidak lagi relevan. Itu sama artinya mereka tidak meyakini lagi bahwa Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia.
Padahal pada lanjutan ayat, Allah swt. menegaskan lagi bahwa Al-Qur’an ini sebagai pembeda, pembeda antara kebenaran dengan kebatilan.
وَأَنْزَلَ الْفُرْقانَ
dan Dia menurunkan Al-Furqan. (Ali Imran: 4)
Yaitu yang membedakan antara hidayah dan kesesatan, antara yang hak dengan yang batil, jalan yang menyimpang dan jalan yang lurus, melalui apa yang disebutkan oleh Allah Swt. berupa hujah-hujah, keterangan-keterangan, dan dalil-dalil yang jelas serta bukti-bukti yang akurat. Allah Swt. menerangkannya, menjelaskannya, menafsirkannya, menetapkannya, dan memberi petunjuk kepada Nabi Muhammad saw. serta mengingatkannya.
Dengan pemahaman yang benar tentang ayat-ayat Al-Qur’an, semestinya orang-orang akan memahami bahwa sistem khilafah itu memang berbeda dengan sistem demokrasi. Jika sistem Khilafah itu merupakan sistem pemerintahan yang mengatur manusia dengan aturan Islam, sementara sistem demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang mengatur manusia dengan aturan yang bersumber dari akal manusia dengan mengabaikan ayat-ayat Al-Quran.
Buktinya, dalam sistem khilafah riba akan dilarang, sedangkan dalam sistem demokrasi, ekonomi negara digerakkan dengan basis ekonomi ribawi. Pemahaman seperti ini semestinya akan membimbing manusia, khususnya umat Islam untuk menolak sistem demokrasi yang merupakan buah karya dari pemikir-pemikir kafir yang membenci Islam. Lantas untuk apa umat Islam mengikuti arahan orang kafr? Apa mungkin arahan orang kafir akan menghantarkan manusia meraih rida Allah swt? Cukuplah lanjutan ayat ini membuat umat Islam untuk mengabaikan ajakan kaum kafir, karena mengikuti ajakan mereka sama saja membuat diri akan mendapatkan siksaan yang pedih pada hari kiamat.
Firman Allah Swt.:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآياتِ اللَّهِ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah. (Ali Imran: 4)
Maksudnya orang-orang yang ingkar dan ragu terhadapnya serta menentangnya dengan kebatilan.
لَهُمْ عَذابٌ شَدِيدٌ
Bagi mereka akan memperoleh siksa yang berat. (Ali Imran: 4)
Maka Allah akan memberikan balasan bagi mereka berupa siksa yang pedih di hari kiamat.
Ayat ini pun ditutup Allah dengan menyebutkan sifat Allah swt:
وَاللَّهُ عَزِيزٌ
dan Allah Mahaperkasa. (Ali Imran: 4)
Yakni Zat Yang Mahaperkasa lagi Mahabesar kekuasaan-Nya. Allah pun menegaskan kembali bahwa Allah mempunyai balasan terhadap amal setiap makhlukNya:
ذُو انْتِقامٍ
lagi mempunyai balasan. (Ali Imran: 4)
Yakni terhadap orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya, menentang rasul-rasul-Nya dan nabi-nabi-Nya. Wallahu a’lam.