
TAAT JILBAB, BERUNTUNG!
Sabtu, 13 Agustus 2022
Edit

Oleh: Lia Herasusanti
"Tau sih, perempuan kalau keluar rumah harus berjilbab. Tapi kok rasanya ribet ya, ga biasa juga. Apalagi kalau harus naik motor, ke pasar, main ke mal, kayaknya ga pantes gitu. Jadi ya pakai jilbabnya cuma kalau ke pengajian aja. Kan pas tuh, emang pada tempatnya".
Pernah dengar alasan demikian? Sepertinya pernah. Karena memang itulah kebanyakan alasan yang dipakai untuk ngeles dari menggunakan jilbab. Wajar sih. Dengan kondisi seperti saat ini, saat ukuran segala sesuatu memakai standar manfaat, memang seperti itulah yang banyak terjadi.
Karenanya, ketaatan untuk memakai jilbab saat keluar rumah, memang harus didasari dengan keimanan. Paham bahwa kewajiban berjilbab keluar rumah adalah perintah Allah yang wajib hukumnya. Sama dengan hukum sholat ataupun puasa Ramadan. Coba tanyakan, bagaimana reaksinya jika ia tak sholat atau puasa Ramadan. Pasti merasa berdosa banget. Nah seperti itulah harusnya yang dirasakan ketika tidak memakai jilbab saat keluar rumah. Karena hukumnya sama-sama wajib. Dikerjakan mendapat pahala, ditinggalkan mendapat dosa.
"Tapikan ribet... '. Masih berusaha ngeles.. Eh.
Memangnya saat melaksanakan perintah sholat juga ga ribet? Sedang enak-enak tidur, kita kudu bangun melaksanakan sholat subuh. Sedang asyik main/beraktifitas, kita harus jeda sholat zuhur. Demikian juga saat melaksanakan sholat lainnya. Kalau dilihatnya dari kacamata ribet, ya ribet. Tapi karena kita memandangnya dengan kacamata iman, kita tahu bahwa saat meninggalkan Allah akan marah dan kita berdosa, maka walaupun ribet, kita paksa untuk mengerjakan.
Demikian juga dengan berjilbab. Ribet itu jika kita tak mengetahui konsekwensinya dari meninggalkan jilbab. Tapi jika sudah mengetahuinya, maka yang jauh lebih berat dari sekedar ribet pun akan kita kerjakan.
Demikianlah seharusnya seorang muslim saat menjawab perintah dari Allah swt sebagaimana yang tercantum dalam Qs. An-Nuur: 51-52:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
"Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Mereka itulah orang-orang yang beruntung. Siapa saja yang taat kepada Allah dan rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan."
Yuk mau yuk, menjadi orang-orang yang beruntung!
Kamukah itu?