HATI-HATI PENGALIHAN ISU PENGUASA

HATI-HATI PENGALIHAN ISU PENGUASA


Oleh : Abu Al Fatih

Masih hangat difikiran kita seorang ulama sekaligus imam masjid di Riau jadi korban penusukan oleh seorang pemuda saat Imam baru selesai menunaikan sholat berjama'ah. Ketika dikompirmasi oleh kelurganya, pemuda tersebut ternyata ada gangguan jiwa

Kejadian tersebut terulang kembali kepada ulama besar yang profesinya sama dengan yang di Riau, seorang Imam dan muballigh sekaligus hafidz qur'an yang mana dari kronologi kejadiannya beliau sedang mengisi kajian disalah satu masjid di lampung. Dan lagi-lagi pelakunya seorang pemuda dan diduga ada gangguan jiwa.

Dari dua kejadian tersebut timbul pertanyaan besar, kenapa ada orang yang akalnya tidak sehat atau gila bisa melakukan perbuatan sekejam itu. Kalaupun misalnya pemuda itu gila, kenapa hanya menyerang ulama? Bukankah biasanya kalau seseorang itu gila, kemudian, jika ingin melukai orang tidak milih-milih.

Oleh sebab itu, hal ini patut dicurigai bahwa penusukan yang dilakukan adalah karena suruhan orang lain yang diiming-imingi dengan bayaran yang menggiurkan. Dan berdasarkan hasil wawancara korban dengan salah satu TV nasional bahwa pelaku yang tiba-tiba lari dan menyerang korban dengan serangan yang sudah terlatih ditambah lagi info beredar sosmed bahwa pemuda yang menusuk tersebut waras 

Maka, dari sudut pandang lain, dapat analisis bahwa kejadian tersebut mempunyai tujuan tertentu,

1) bertujuan untuk menimbulkan teror/ketakutan kepada kaum muslimin khususnya para pengembang dakwah, ulama dan para aktivis Islam agar kegiatan dkawah dihentikan.

Dakwah ini memang bahaya bagi mereka-mereka yang benci dengan ajaran Islam, semakin umat paham tentang ajaran Islam maka Islam itu akan bangkit, maka hal ini ditakuti dan tidak disukai oleh para kelompok-kelompok penganut paham liberal.

2) Pengalihan isu dari pemegang kebijakan saat ini. Alasan ini sangat masuk akal sekali, dimana isu yang berkembang saat ini termasuk covid-19 yang kian hari terus meningkat drastis korbannya, dan penanganan dari pemerintah belum terlihat tanda-tanda berhasil. 

Kemudian, kebijakan menteri agama yang membuat kontroversi dari umat islam khususnya MUI dan para Da’i senusantara yang mengeluarkan peraturan sertifikat muballigh.

Belum lagi masalah PILKADA yang sedang digodok pemerintah yang sebentar lagi akan dilaksanakan mendapat kecaman dan penolakan dari para pengamat polotik bahwa para calon-calon 92% didanai oleh cukong, belum lagi temuan KPK bahwa dari 2004-2019 rata-rata kepala daerah terjerat korupsi

Oleh karena itu, maka berbagai dalih dan opini buruk mereka lakukan untuk menghalangi tegaknya keadilan dan bangkitnya Islam di nusantara ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel